Selesai

by dNAmaple
Tags   indonesian   | Report Content

A A A A

STOP WALKING

Because you’ll always be alive in my heart

=========

Seperti mawar putih, cinta yang suci…

I stop in my footsteps again

Berhenti membuat jejak kaki di tanah bersalju ini. Menatap penuh harap pada perasaan itu. Perasaan, ingatan dimana kau memelukku dari belakang. Membisikkan kalimat yang menenangkan dan menyenangkan, ditambah dengan derai tawa manismu. Bagaimana caranya mendapatkannya lagi?

Hanya satu langkah yang terlintas dalam pikiranku, dan memang hanya itu. Memejamkan mata. Satu, tiga… Ya, kau mengendap-ngendap di belakang, berusaha tidak menimbulkan suara di tengah turunnya salju pertama. Aku tersenyum, tahu bahwa orang itu, gadis itu yang melakukan kegiatan bodoh tersebut.

Perasaan ini muncul lagi, kerinduan akan ini sedikit menghilang. Ah, hangatnya, bahkan dalam suasana yang dingin sekalipun.

This breezes that caresses me

Angin musim dingin berhembus, membelai wajahku dengan lembut. Hangat. Bagaimana bisa terasa hangat, seharusnya adalah dingin menusuk, kan? Ah, apakah karena angin ini adalah kau? Memberikan sentuhan, seperti yang sering kau lakukan, dulu?

Gagasan itu terlintas begitu saja, aku yakin atas ini. Air matamu, apakah sampai sekarang tidak berhenti mengalir? Apakah ini pesanmu? Bahagia atau terpuruk kah, kau di sana? Ah, aku tidak tahu apa-apa tentangmu, bahkan sejak dulu.

Aku yang terlalu egois, menyuruhmu untuk mengetahui segala hal tentangku, tapi aku? Apa yang telah kulakukan untukmu? Aku selalu berpikir bahwa aku mengetahui segalanya. Namun, pikiran picisan tersebut sirna karenamu. Aku memang orang yang buruk, kan?

I’m a part of you

Bagaimana bisa kau meninggalkannku, berdiri sendirian di atas tumpukan dan guyuran salju ini? Tidak, aku bahkan tidak sanggup untuk menopang tubuh ini. Kau tahu, aku sangat lelah. Hanya membayangkanmu tidak akan mengobati rasa takut dan lelah ini.

Menunggu dan berdiam diri selama waktu yang tak terbatas. Apakah kau tidak merasa kasihan padaku? Aku tahu selama ini aku memang salah padamu? Ah, inikah hukuman yang kau berikan?

Pertanyaan dan pernyataan semua ini, terangkum dalam jejak-jejak langkah yang selama ini kuambil.

Seperti sudah terikat kontrak mati, dirimu sudah menjadi bagian dariku sejak pertama kali kita mengucapkan nama masing-masing.

We can’t end it this way

Oh, lihatlah, dengarkanlah, rasakanlah hal-hal yang berada di sekitar kita. Aku dan kamu, dan juga semuanya. Udara pagi, sinar mentari, harum pohon pinus, suara angin, indah, membentuk simfoni yang menakjubkan? Mengitari kita yang berdiri dengan mata terpejam.

Saat itu, tak pernah bahkan aku mengutuk jika ada kata berakhir terlintas. Keindahan ini tak akan sirna.

Kau ada di sampingku, tak akan pergi. Aku selalu berpikir dan berusaha mewujudkan untuk selamanya.

Badai pasti akan datang. Tak akan bisa dipungkiri. Namun, kita mungkin bisa menyelamatkannya. Berusaha sekuat mungkin. Untuk hidup. Menghirup nafas.

Apakah aku melakukan kesalahan? Atau aku memang orang jahat? Tidak bisa mempertahankan kehidupan itu sendiri? Ah, alangkah menyedihkan.

Berakhir. Semua orang berkata, kini keindahan itu sudah sirna. Tidak ada simfoni lagi. Orang-orang berkata demikian.

Tapi, aku? Aku? Aku tak akan percaya dengan semua omong kosong itu.

I will always find you

Kau ingat, saat kita bermain petak umpat? Sejauh, tersembunyi kau, aku pasti selalu menemukanmu. Bahkan, ketika orang lain tidak bisa menemukanmu. Aku adalah satu-satunya orang yang bisa. Hebat, bukan?

Tapi, biar aku beri tahu rahasianya, bagaimana bisa aku menemukan dirimu. Hanya ada saru rahasia. Aneh memang, tapi seperti ada pikiran yang terlintas bahwa kau ada disana. Kau ada disitu. Kau sembunyi di balik pohon besar itu. Yah, hanya sekadar itu. Tapi, semua terbukti benar.

Apakah kita memang terikat kuat?

When my heart aches I only laugh louder

Tertawa. Hanya itu yang kulakukan. Kedengarannya seperti orang gila, eo? Di ruangan di mana kenangan itu berhamburan, aku pasti akan tertawa keras. Keras. Dan lebih keras lagi.

Orang-orang bilang, aku akan dimasukkan ke ruangan yang mengerikan, jika aku terus begitu. Ah, aku tidak akan peduli, omongan orang-orang itu.

Berlebihan kah, jika aku mengemukakan bahwa hatiku sakit? Sangat sakit, bahkan obat analgetik tingkat morfin pun tidak bisa menghandelnya. Bagaimana aku bisa berharap akan itu semua?

Hingga aku menemukan cara. Tertawa. Dengan tertawa, rasa sakit itu akan hilang. Yah, walaupun hanya sementara.

Ada baik maka ada buruk. Ada sedih maka ada bahagia. Ada tangisan maka ada tawa.

You must believe in our love

Menghapus derai air mata tersebut. Angin itu mengabarkan. Apakah, kau tidak bahagia dengan air mata itu ?

Perasaan rindu, walaupun berada berada di dekat. Tidak bisa tidur walaupun merasa mengantuk karena detak jantungmu bertambah keras. Wajahmu merona bahagia ketika saling bertatap.

Ah, cinta. Sesederhana itu. Tapi, bisa merubahmu menjadi kuat atau… lemah. Kita bisa memilihnya.

Dan dengan cinta itu pula, kau harus percaya. Kasih dan cinta. Menjadikan kebahagiaan. Air yang meleleh turun melalui pipi itu akan mengering. Dengan sendirinya. Bukalah, matamu.

Through my pain, I’m still happy

Gembira. Rasa sakit, lelah, rindu, pasti akan berlalu. Masa-masa ini, aku masih bahagia. Karena kau. Alasan yang sepele.

Jangan mengucapkan kata maaf karena kau tidak melakukan kesalahan. Kau tidak pernah pergi. Kau hanya istirahat. Dan, ketika waktu istirahatmu selesai, kau akan membuka mata kecilmu, dan kita akan berjalan dan bersama kembali.

Karena aku percaya, ak an ada sinar mentari yang hangat, aka nada harum bunga yang menyegarkan. Semua itu terjadi di pagi hari, akan lebih indah lagi, awal musim semi. Musim dingin, walaupun masih lama akan berakhir, salju-salju ini pasti akan mencair juga.

Oleh kerena itu, tetaplah ada di sampingku.

Comments

Comments are moderated. Keep it cool. Critical is fine, but if you're rude to one another (or to us), we'll delete your stuff. Have fun and thanks for joining the conversation!

You must be logged in to comment.

byzelo  on says about chapter 1:
omg this is so sad
/coughs
although my Malay is so bad
I still insisted on reading this
ok so maybe this is not Malay but
Indonesian but it's close to Malay ok

why so sad

Log in to view all comments and replies


^ Back to Top